Menurut Kemenhub kecelakaan jalan raya di Indonesia mayoritas terjadi pada sepeda motor. Itu mesin pembunuh yang paling bahaya dan korbannya banyak perempuan dan anak-anak karena menumpang. Negara bertugas mengurangi motor dengan membangun transportasi murah yang masif.
Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi pada tahun 2016, lebih dari 175 ribu sepeda motor mengalami kecelakaan. Korbannya sebagian besar berada pada rentang usia 15-60 tahun. Pelajar pada rentang usia 10-19 tahun menjadi korban kecelakaan urutan kedua.
Korban kecelakaan tertinggi berada pada usia 20-29 tahun. Jumlahnya mencapai 14.214 orang pada 2016. Sedangkan 2017 jumlahnya menjadi 13.441 orang. Dilihat dari latar belakang pendidikannya, korban kecelakaan dengan pendidikan SMA sebanyak 138.995 orang pada 2016.
Secara kasat mata, pada jam-jam sekolah kita sering melihat pemandangan mereka. Maka dapat dipahami jika Jumlah kecelakaan yang tinggi juga dialami pelajar SMP. Sebanyak 31.106 siswa SMP menjadi korban pada 2016. Jumlah itu turun menjadi 29.783 pada 2017.
Saya sendiri aneh melihat filosofi sepeda motor ini. Mesinnya dan kecepatannya seperti mobil tapi kemananannya seperti sepeda. Sewaktu ia meluncur orang di atasnya dibawa lari dan nyaris tidak ada logika keamanannya sama sekali.
Sementara itu, dunia bergerak memproduksi sarana transportasi yang dapat memberikan jaminan keselamatan meskipun tambah cepat dan terjadi kecelakaan. Itulah masa depan peradaban transportasi kita. Yang masif, aman, nyaman dan murah. Bukan sebaliknya.
Ayo dorong para capres debat soal industri transportasi yang masif. BUMN kita pernah bikin pesawat, kita punya industri kereta api, karoseri kita hebat tapi industri mobil belum ada… Industri transportasi maritim kita cukup bagus. Yuk…
Twitter @Fahrihamzah 23/11/2018