Aku disambut hujan.
Di tanah bertimah.
Penuh mineral dan harta karun berlimpah tumpah ruah menyiram kita yang hidup miskin di atas gumpalan fitnah.
Jadilah kita seperti anak ayam mati di atas lumbung gabah.
Pagi Pangkalpinang,
Indah kotamu…
Berselimut kebahagiaan akhir pekan…
Pulau ini disebut Pulau Bangka karena Tua Bangka …
Setiap pulau tua menghasilkan mineral….
Dan itulah kutukanmu…
Uang datang melubangi pulau ini, lalu pergi meninggalkan bopeng-bopeng di wajahnya…
Sampai kapan kita menjual tanah?
Kapan kita menjual wisata alam alam yg indah? Sampai kapan kita menjual pohon tua? Kapan kita menjual aura kota tua? Sampai kapan kita menjual kerak bumi batubara kita dan kapan kita menjual ilmu bumi dan pengetahuan kita?
Hampir habis warisan kekayaan alam kita, bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya…tidak lagi dikuasai oleh negara dan tidak lagi dipergunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat kita.
Perut bumi kita kempes…
Perut rakyat kita kempes..
Bangkitlah wahai kaum muda,
Bangkitlah wahai cerdik pandai,
Bangkitlah ulama, pastor dan pandita.
Bangkitlah seluruh anak negeri…
Indonesia memanggilmu…
Twitter @Fahrihamzah – Deklarasi GARBI BANGKA BELITUNG, 1 DESEMBER 2018