Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyayangkan jika banyak tokoh yang saat ini lebih getol menginginkan menjadi wakil presiden di 2019. “Itu artinya terjadi kebuntuan kontestasi. Kalau orang hanya mendorong dirinya menjadi wakil artinya sama saja mengikuti agenda orang yang sudah ada,” kata Fahri.
Sebagai politisi muda di DPR, Fahri Hamzah sendiri mendorong tokoh-tokoh muda lain yang menjadi pimpinan parpol atau anggota parpol untuk menjadi calon presiden. “Kita tahu kombinasinya nanti cuma maksimal empat (kandidat), tetapi dengan mendorong mereka semua mau menjadi capres, itu artinya kita mendorong mereka terbuka tentang rencana memimpin bangsa kita. Sehingga kita punya banyak orang dengan banyak rencana,” terang politisi PKS dari Sumbawa, NTB.
Sehari sebelumnya, Fahri Hamzah melalui media meyakini bahwa pada 2019 Indonesia akan memiliki presiden baru. Dikatakan Fahri, Presiden baru yang dimaksudnya itu adalah sosok yang fresh dan dipastikan akan menang pada Pilpres 2019 nanti. Bahkan, Fahri mengakui, Presiden Indonesia yang baru itu datang dari kelompok yang memiliki tenaga untuk memperbaiki Indonesia lebih baik.
Fahri Hamzah juga menyatakan bahwa jika tidak dipimpin presiden dengan tenaga yang baru, Indonesia bisa layu. “Padahal kita memerlukan perdebatan yang fresh tentang rencana baru, inisiatif baru, rancangan baru dalam menghadapi Indonesia yang persoalannya makin lama makin kompleks. Ini hikmahnya,” urai Fahri saat jumpa media menjelang pelaksanaan Mukernas KA KAMMI, 3-4 Februari di Jakarta.