Kongres Kebudayaan 2018 harus menghasilkan siasat kebudayaan dalam banyak hal termasuk dalam menghadapi revolusi digital yang berdampak serius bagi lalu lintas perdagangan dan produksi gagasan yg sedang membentuk manusia dan kebudayaan baru Indonesia
1 Abad Kongres Kebudayaan adalah peristiwa dan momentum yg sangat mahal, Kongres Kebudayaan tahun ini harus menjadi ruang refleksi sadar untuk membaca kondisi objektif dari kerja-kerja subjektif gerakan kebudayaan kita selama 1 abad.
Sebagai peristiwa yg sangat monumental, maka 1 Abad Kongres Kebudayaan terlalu murah jika hanya digunakan sebagai ruang untuk mengukuhkan hegemoni isu pemerintah yang sedang bingung menghadapi pengentalan politik identitas di tengah masyarakat.
Jika pemerintah memiliki cara pandang kebudayaan dalam memahami realitas kebisingan dan kegelisahan yg merebak belakangan ini, maka akan dengan mudah menyusun siasat kebudayaan dalam menjahit kembali kapal yg sedang retak.
Maka strategi kebudayaan pemerintah dalam mengurai kebisingan yg melahirkan gelombang kegelisahan adalah bukan dgn gerakan slogan aku Indonesia aku pancasila, Anti radikalisme, anti intoleran.
Gerakan kebudayaan pemerintah yang selama ini membangun slogan-slogan justru telah membuat masyarakat semakin saling mencurigai satu sama lain, semakin membuat yg satu dengan yg lain menyebut diri sebagai “the other”.
Kekosongan narasi kebudayaan pemerintah dalam memahami realitas politik hari ini sebagai realitas kebudayaan membuat sejarah mengalami Involusi, kita mundur seratus tahun, kita berkutat kembali dgn konflik identitas dan ideologi
Tercerabutnya masyarakat sipil dari basis produksinya yg lalu berbondong bondong menjadi masyarakat politik tanpa kerja kerja produktif telah secara masif menciptakan kelompok penggembira demokrasi yg makin masif.
Sebagai Pimpinan DPR yang membidangi masalah kebudayaan, Saya menyampaikan selamat berkongres kepada seluruh pekerja budaya dan seni dari seluruh indonesia, saya mengenal nama-nama hebat telah mengambil bagian dalam Kongres Kebudayaan ini.
Dalam kesempatan ini, Saya sekaligus memberikan apresiasi kepada Kemdikbud RI khususnya Dirjen kebudayaan yang telah bekerja keras dan telah sukses mengumpulkan Pokok Pokok Kebudayaan Daerah dari 21 Provinsi di seluruh indonesia dalam rangkaian 1 Abad Kongres Kebudayaan
Bangsa Indonesia menanti perdebatan berkelas terkait kebudayaan yang memberi seni dan pijakan bagi kemajuan negeri, sudah lama rasa nya sejak pertentangan Lekra, manifesto kebudayaan, dan gelanggang kebudayaan kita tidak disuguhkan dengan dialog kebudayaan yang mendalam.
DPR telah mengeluarkan produk legislasi yaitu UU Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan, kini bolanya ada di pemerintah sebagai pelaksana UU, dan kongres kebudayaan 2018 sekaligus sebagai pelaksanaan dari mandat UU tersebut.
Sekali lagi,
Mari semarakkan dan jangan sia-siakan kesempatan dan momentum baik ini. 100 tahun hanya datang dalam 100 tahun. Ini waktu yg mahal. Ini tinggal yang lenting. Selamat berkongres. Tks.
Twitter @Fahrihamzah 5/12/2018